Senin, 23 April 2012

Burung Paruh Bengkok di Pulau Sumba

Burung paruh bengkok merupakan sebutan untuk burung dari ordo (bangsa) Psittaciformes dan hanya memiliki satu family (suku), yaitu Psittacidae. Berdasarkan morfologi dan kebiasaan makannya, burung paruh bengkok dibagi menjadi 3 subfamily, yaitu Loriinae (Nuri), Cacatuinae (Kakatua) dan Psittacinae (Betet). Di Pulau Sumba terdapat 5 jenis burung paruh bengkok yang tersebar di blok-blok hutan, baik di Taman Nasional maupun hutan diluar Taman Nasional.

Perbandingan morfologi burung paruh bengkok di Sumba (Ilustrasi : Oki Hidayat)

Berikut informasi singkat burung paruh bengkok di Sumba.

Perkici Oranye Fortis / Morigold Lorikeet (Trichoglossus capristratus fortis Bechstein, 1811)

Di Sumba burung ini dikenal dengan nama pirih. 
........................................................................................................(bersambung).................


Rabu, 18 April 2012

Mengenal Burung Migran di Pulau Timor

Salam Sahabat Bioku..
Prilaku migrasi pada burung merupakan hal alamiah yang terjadi, khususnya untuk jenis-jenis burung non penetap. Beberapa jenis burung akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan suatu pola tertentu. Noske dan Saleh (2000) dalam Monk et al. (2000) menyebutkan bahwa di Pulau Timor beberapa jenis burung darat merupakan burung migran. Jenis yang berbiak di wilayah Paleartik (Belahan Bumi Utara) tercatat sebagai jenis tidak berbiak, atau pengunjung di Timor selama musim hujan termasuk lima jenis burung pemangsa, satu jenis wiwik< tiga jenis layang-layang pemakan serangga dan satu jenis cikrak. Jenis migran dari Australia antara lain satu jenis burung pemangsa, dan lima wiwik. Dua datang pada musim kering, dua datang pada musm hujan dan satu lagi merupakan pengunjung tidak tetap. Beberapa jenis lainnya merupakan burung khas Australia seperti kirik-kirik, raja-udang, layang-layang, dan branjangan-lumpur Australia berbiak di Timor, tetapi populasi dari jenis ini bertambah selama musim kering dengan kedatangan burung-burung subpantai dari Australia barat laut. Hal ini terbukti dengan peningkatan dramatis pada populasi lokal sebelum dan sesudah musim kering di Darwin-Australia (R. Noske obs.pri. ). 

Burung-burung migran (bukan dari jenis merandai) di Timor dari (a) belahan bumi Utara/Paleartik, (b) Asia Tenggara, (c) Australia
(Sumber : Tabel 5.6; Hal.357; Buku Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku; Monk, et.al.)

(a) Dari wilayah Paleartik
  • Sikep-madu asia (Pernis ptilorhychus) +
  • Elang-alap nipon (Accipiter gularis) +
  • Elang-alap cina (Accipiter soloensis) +
  • Elang kelabu (Butastur indicus) +
  • Elang-alap walet (Falco subbuteo) +
  • Kangkok ranting (Cuculus saturatus) +
  • Layang-layang api (Hirudo rustica) +
  • Cikrak kutub (Phylloscopus borealis) +
(b) Dari Asia Tenggara
  • Kirik-kirik laut (Merops phillippinus) +
(c) Dari Australia
  • Elang-rawa tutul (Circus assimilis) *
  • Kangkok pucat (Cuculus pallidus) *
  • Kedasi emas (Chrysococcyx lucidus) *
  • Kedasi australia (Chrysococcyx basalis) **
  • Tuwur australia (Eudynamis cyanocephala) +
  • Karakalo australia (Scythrops novaehollandiae) +
  • Kirik-kirik australia (Merops ornatus) *#
  • Cekakak suci (Halcyon sancta) *#
  • Layang-layang pohon (Cecropis nigricans) *#
  • Kepudang-sungu besar (Coracina novaehollandiae) *
  • Branjangan-lumpur australia (Grallina cyanoleuca) *#   
Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus) Lokasi : Pantai Sulamu
+    Musim hujan (Oktober - April)
*    Kebanyakan merupakan pengunjung pada musim kemarau (Mei - September) ke Timor
**  Dalam perjalanan melalui Timor
#    Juga terdapat populasi menetap

Kirik-kirik australia (Merops ornatus)


Catatan tahun 2012, Pada bulan April terdapat perjumpaan dengan kirik-kirik australia di kota Kupang. Berdasarkan perjumpaan langsung terdapat tiga titik perjumpaan, yaitu di hutan sekitar kantor BPK Kupang di Airnona, di Jalan Piet A. Tallo tepatnya jalur hijau jalan, serta di kawasan pemukiman kelurahan Kayu Putih.

Migrasi burung merupakan hal yang menarik, namun biasanya selalu luput dari perhatian kita. Jika sempat dan ada waktu luang, cobalah untuk sejenak mengamatinya, agar kekayaan biodiversitas di Kupang dapat diketahui lebih dalam, Syukur-syukur menjadi sebuah informasi ilmiah yang menambah khasanah IPTEK di Indonesia.







Penelitian burung migran di Timor pernah dilakukan pada bulan Mei - Juli 2002 oleh tim peneliti dari Balai Penelitian Kehutanan Kupang (Kayat, Edy Sutrisno, Slamet Edi Sumanto). Penelitian dilakukan di 3 lokasi, yaitu : Taman Wisata Alam (TWA) Menipo, Kawasan Pantai Pariti TWL Teluk Kupang dan SM Danau Tuadale, Kabupaten Kupang. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut :


Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Jumlah burung migran yang ditemukan pada lokasì penelìtìan adalah di Kawasan Taman Wisata Alam Pulau Menipo sebanyak 13 jenis, di Kawasan Pantaì  Pariti TWL Teluk Kupang sebanyak 19 jenis dan Kawasan Pantaì Suaka Margasatwa  Danau Tuada1e sebanyak 11 jenis.
Sumber : Buletin Penelitian Hutan 642 : 55 - 62, 2003

Lalu bagaimanakah dengan kondisi saat ini apakah masih sama dengan kondisi 10 tahun yang lalu ????
(nantikan postingan selanjutnya)

Daftar Pustaka
Monk, K.A., de Fretes, Y. dan Reksodiharjo-Liley, G. 1997. The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku. Periplus Edition, Singapura.

Sekilas tentang Kelor / Marungga dan manfaatnya

[Seri Tumbuhan Kupang dan Sekitarnya]

Salah satu potensi biodiversitas di Kupang adalah Kelor/Marungga (Moringa oleivera), tumbuhan termasuk jenis perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Dikupang kelor dikenal dengan nama marungga. Daun dan buahnya biasa dibuat sayur bening.

Daun Pohon Kelor/Marungga


Nama Lokal :
Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor), Marungga (Kupang dan sekitarnya)

Kandungan Kimia : 
Akar dan daun kelor mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.

Manfaat :
 1. Sakit Kuning
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
    air kelapa hijau;
   Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
    dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
    sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
    sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
    Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
    Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
    Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Rabun Ayam
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
    air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
    diaduk sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Sakit Mata
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
    diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
    ampasnya mengendap;
    Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
    tetes mata.

5. Sukar Buang Air Kecil
    Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
    yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
    Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
    dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum setiap hari.

6. Cacingan
    Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
    meniran;
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum.

7. Biduren (alergi)
    Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
    pulasari secukupnya;
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 2  gelas, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.

8. Luka bernanah
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
    Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai
    obat luar.

Selasa, 17 April 2012

Kunci Identifikasi Penyu

Berikut poster mengenai jenis-jenis penyu di kawasan Indo-Pasifik

Kunci Identifikasi Penyu

Senin, 16 April 2012

Kura-kura Leher Ular Rote, masihkah engkau di Rote ?

Kura-kura leher ular Rote (Chelodina mccordi Rhodin, 1994) dideskripsikan tahun 1994 oleh Anders G.J. Rhodin sebagai spesies endemik Pulau Rote Indonesia.  Dikatakan demikian karena satwa ini hanya ditemukan di Pulau Rote, dan tidak ditemukan di belahan bumi yang lainnya.  Pulau Rote terletak kira-kira 20 km barat daya ujung Pulau Timor (Shepherd dan Bonggi, 2005).
Kura-kura leher ular Rote adalah kura-kura kecil berleher panjang, yang di Indonesia hanya ditemukan di lahan basah Pulau Rote. Pada tahun 2000, IUCN red book mengkategorikan spesies ini ke dalam status kritis (critically endangered) dan dievaluasi  berada di ambang kepunahan.  Kura-kura ini termasuk filum Chordata, kelas Sauropsida, ordo Testudines, sub ordo Pleurodira, famili Chelidae, genus Chelodina, spesies Chelodina mccordi. Spesies ini memiliki bentuk yang unik, berukuran kecil, kepala menyerupai ular, dan sisi kerapas yang melengkung ke atas. Panjang leher hampir sepanjang kerapas, sehingga untuk menyembunyikan kepalanya, leher harus dilipat melingkar kerapas.  Dalam konvensi dunia tentang perdagangan spesies satwa dan tumbuhan liar yang terancam punah, perdagangan satwa jenis ini  sangat dibatasi oleh peraturan,  baik nasional maupun internasional, antara lain hanya dapat dilakukan dari hasil penangkaran (Shepherd dan Bonggi, 2005). 
Pada tahun 1970an satwa ini banyak sekali ditemukan di Pulau Rote.  Namun tahun 1997 sampai 2001 kuota ekspor ditetapkan untuk spesies ini, dan dalam kurun waktu tersebut 259 ekor C. mccordi secara legal diekspor dari Indonesia.  Namun karena banyak kegiatan eksploitasi ilegal yang mencapai ratusan bahkan ribuan ekor, maka sejak tahun 2002 kuota bagi C. mccordi dikurangi hingga mencapai 0 (nol) oleh PHKA, karena disadari bahwa spesies endemik ini berada di ujung kepunahan.  

Kura-kura leher ular Rote (Chelodina mccordi Rhodin, 1994)

 .............................................................................................................................(bersambung)

Kisah atap rumah, kabel listrik PLN dan burung

Salam sahabat Bioku..
Burung merupakan satwa liar yang dekat dengan kita. Ditengah hiruk pikuknya kota kupang dengan segala kesibukannya, burung masih dapat hidup dan berkembang dengan baik dikota ini. Beberapa jenis mudah dijumpai disekitar kita bahkan berinteraksi dengan kehidupan kita. Sadar atau tidak keberadaannya telah menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Decu Belang (Saxicola caprata)
Burung-Gereja Erasia (Passer montanus)

Beruntung di Ibukota Provinsi ini kita masih dapat mendengarkan merdunya nyayian dari Decu Belang, Kacamata Limau dan Isap-madu Australia dipagi atau sore hari. Ada hal yang menarik, yang mungkin luput dari perhatian kita. Beberapa burung ternyata senang beraktifitas diatap rumah kita. 




Baik atap genteng maupun seng. Selain itu kabel listrik PLN juga kerap kali jadi pijakan yang nyaman sekedar untuk beristirahat ataupun sebagai lokasi bertengger saat mengincar mangsa.

Seperti Burung-gereja disamping yang terlihat nyaman beristirahat diatap seng. Foto diambil saat sore hari, mungkin permukaan seng yang hangat memberikan rasa nyaman bagi burung tersebut, sehingga ia betah bersantai ria sambul menghabiskan waktu sorenya :)


Kacamata Limau (Zosterops citrinellus)




Tambah pengetahuan dengan Grzimek’s Animal Life Encyclopedia

Salam Sahabat Bioku...
Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang Animal Life, kali ini saya kan berikan eBook dari Grzimek’s Animal Life Encyclopedia. Totalnya ada 17 volume. Ukuran file keseluruhan 893 MB. 

Grzimeks Animal Life Encyclopedia


Karena ukurannya cukup besar kali ini saya berikan tips agar dapat mengunduh keseluruhan file dengan lengkap dan sukses walaupun jaringan internet agak lambat.
Step 1....Unduh FDM  Free Download Manager
Step 2....Install software FDM di PC/Laptop
Step 3....Buka link Unduh  Grzimeks Animal Life Encyclopedia
Step 4....Unduh folder sebagai Torrent
Step 5....Proses pengunduhan dimulai dengan software FDM

Keuntungan mengunduh dengan FDM diantaranya : jika proses pengunduhan terputus karena jaringan yang lambat atau putus, maka kita dapat melanjutkan pengunduhan kapan saja tanpa harus mengulang dari awal, selain itu software ini gratis :)

Selamat Mencoba...Semoga bermanfaat ilmunya....